Wednesday, September 15, 2010

masuk surga?

Pemikiran ini mendadak muncul saat ada pengumumam dari masjid kompleks rumah gue kalo Bapak X meninggal dunia, dan si pembawa pesan yang berbicara di pengeras suara itu bilang, “semoga Bapak X bisa diterima di surga, Amiiiiiiiinnnnnnhhh” *gak tau kenapa, di kuping gue aminnya ada huruf h-nya gitu di belakang*. Lalu, gue yang saat itu lagi nongkrong di belakang rumah ngeliatin pohon sirih, jadi berpikir tentang surga. Dan semakin lama gue pikir, gue sampai pada satu kesimpulan.

Surga itu sebenernya menyeramkan ya?

Beneran. Konsep surga yang gue kenal itu menyeramkan sekali kalau dipikir2.
Pertama, kita hidup abadi. ABADI. A-B-A-D-I. Kekal, gak bisa mati lagi. Selama-lamanya selama mungkin. Otak gue aja gak bisa nemuin jangka waktu dari ‘abadi’ itu sendiri. Seberapa lama abadi itu?

Dan kehidupan yang abadi itu tanpa masalah. Hidup lo itu tenang. Beres. Rileks. Semua aman lancar. Semua baik. Nggak ada yang jahat. Semua sama. Semua damai lah pokoknya. Damai dalam takaran yang ekstrim. Karena lo bener2 gak punya masalah! Mau itu masalah keuangan, masalah pacar, masalah kuliah, masalah kerja, masalah jerawat, masalah bau badan, masalah rambut rontok, masalah cari tema skripsi *mulai curhat*.... NGGAK ADA. SEMUA BERES, BUNG!

Lalu, nggak ada hawa nafsu lagi. Jadi istilahnya, andaikan di surga sana gue ngeliat Kim Bum, Lee Min Hoo, Adam Lavine, atau Johnny Deep, gue nggak akan menjerit2 histeris minta dikawinin. Gue hanya akan tersenyum lembut sambil mengangguk takzim ke arah mereka. GUAH AKAN MELEWATKAN KESEMPATAN FOTO BARENG MEREKAAAAAAA.....

Disana juga tidak ada kesakitan dan kekurangan. Kita bisa jadi nggak akan ngerasa lapar dan haus lagi. Jadi ya gak perlu makanan atau minuman lagi. Buset. Lidah gue nggak bisa ngerasain enaknya baso dan rujak lagi gitu?? Kopi dan es krim?? Donat kentangnya nyokap gue??? Nasi goreng papaku???? Tidaaaakkkk.....

Dan yang paling manteb, gue gak akan punya mimpi untuk dikejar lagi. Tanggung jawab untuk dilaksanakan lagi. Nggak ada. Udah selesai. Tapi gue masih hidup dan hidup itu ABADI *coba deh resapi kata abadi itu. Serem kan?*

Gue udah nggak punya mimpi buat dikejar, masalah buat diselesaikan, tanggung jawab untuk dilaksanakan.
Hidup macam apa itu?

Oke, kalo dibandingkan dengan konsep neraka, surga memang terlihat sangat indah. Ya iya lah, daripada mata lo dicongkelin, direbus di minyak, di panggang api neraka *pendeta gue sering banget ngomong frasa ini*, atau dicambukin tiap hari, kegiatan nggak ngapa2in di surga tentu tampak jauh lebih baik.

Tapi, kalau surga mau dibandingin sama kehidupan gue sekarang, gue rasa surga nggak ada apa2nya. Hidup gue jauh lebih indah daripada konsep surga yang bebas masalah, kesedihan, sakit hati dan penderitaan itu. Ya karena itu definisi hidup. Hidup itu ya mengatasi masalah. Kata hidup sendiri udah mengandung unsur perjuangan. Hidup kalo nggak berjuang mah bukan hidup. Itu cuma... ‘ada’.
Andaikata ada pilihan masuk surga atau gue membusuk jadi kompos di tanah dan selesai, gue milih jadi kompos. Lumayan masih guna, buat pohon duren tumbuh ato apalah gitu.

Makanya, kadang2 gue suka bingung kalo ngeliat orang2 yang ‘berebut’ masuk surga *sampe ngebom2in orang kayak Noordin M Top*.
Kalo mengutip pertanyaan bapak gue tercinta pas kita ngebahas surga: “Emang mau ngapain di surga?”
Iya. Begitu lo masuk surga, emang mau ngapain? Udah berebut masuk surga, begitu udah disana mau ngapain? Padahal, begitu lo mati kan hidup mah ya selesai. Mau ngapain lagi? Mending kehidupan sekarang sih di bumi yang diurusin. Hidup yang benar2 hidup.
Kalo kata nyokap gue, surga neraka mah ya di bumi2 juga sih. Buat para korban perang, mereka udah ngerasain neraka. Buat orang2 di Sudan sana yang kelaparan. Buat orang2 kulit hitam jaman perbudakan dulu. Buat orang2 Aborigin saat orang kulit putih masuk. Buat orang2 Sidoarjo. Buat orang2 di Irak dan Afghanistan. Ya udah itu neraka buat mereka. Udah mereka ngerasain.
Gue kalo mau nyari surga sih gampang. Beli Haagend Daaz atau beli Sour Sally itu udah surga buat gue. Bisa tidur waktu ngantuk banget itu juga surga. Bisa kencing pas udah kebelet mampus juga udah surga. Makan pecel ayam di kober apalagi. Surga bangedddhhhh!! *cess... cesss...*

Gue jadi inget cerita Hercules ato apa gitu gue lupa. Pokoknya yang ada hubungannya sama mitologi Yunani gitu lah. Ada dialog gini:
“Para dewa itu sesungguhnya iri dengan kehidupan kita para manusia. Mereka tidak punya hal menarik untuk dikerjakan di surga sana. Berbeda dengan kita manusia yang memiliki banyak hal untuk diraih. Karena itu mereka sering menciptakan berbagai kesulitan untuk kita manusia, karena mereka bosan dengan kehidupan mereka”

See? Even Gods are envy with our miserable lifes here on earth. So there’s no need chasing heaven... Just make heaven on earth, shall we?

2 Comments:

At 8:41 AM, Anonymous Anonymous said...

Apa yang lu pikir ntar kalo dah mati dan terjebak pada keabadian?
ngomong-ngomong lam kenal, ane ketemu tulisan lu karna ane abis tanya tentang kehidupan surga dikaskus. alamatnya ne:
http://www.kaskus.us/showthread.php?p=280080233#post280080233. Nimbrung dong

 
At 7:40 PM, Blogger kemeja_ungu said...

nah itu...
kayaknya saya minta ke Tuhan dijadiin kompos aja deh... ato lahir kembali lah... *seenaknya* salam kenal juga~

 

Post a Comment

<< Home