Tuesday, September 28, 2010

efpiay yeah!!

baca berita soal anggota laskar tentara  FPI yang paling beriman seindonesia raya merdeka merdeka ini membubarkan paksa acara pemutaran film dalam rangka Q Film Festival di Goethe Hause kemarin ini, benar2 membuat saya pengen guling2 histeris di jalan raya rumah. apalagi ditambah dengan menyaksikan acara bincang2 di TV One itu yg ada wakil KEMINFO dan anggota FPI juga. wakil menteri kita yang di kementriannya dipanggil ustadz oleh mentri pak Tiffie itu *yup, di keminfo semua pembantu Tiffie dipanggil ustadz. WTF?* justru mengatakan bersyukur ada FPI karena bisa melakukan kontrol sosial di masyarakat.

*speechless*

BAHKAAAANNNNNN si anggota FPI nya sampe bilang terima kasih sama mentri kebudayaan kita *walopun dia lupa sapa nama mentri kebudayaan kita ROFLOL* Kalo ngutip yang gue baca di Twitter: nonton acara TV One itu bagus buat yang tekanan darahnya rendah

terlaluuuuuuuu banyak ungkapan hati yang bisa keluar hanya dari tiga huruf simpel; F, P, dan I bila dijejerkan secara urut, lebih banyak mengandung makna bahkan gue rasa dari C I N T A. tapi rasanya, yang ngurusin negara ini nggak segitu annoyingnya sama FPI, bahkan ironisnya terkesan mendukung *masih inget si Foke dateng ke acara halal bihalal FPI kemaren*

dari adegan pelarangan film bertema homoseksual di Goethe Hause itu dan dengan kenyataan kalau pemerintahan kita tidak keberatan sama sekali dengan hal itu, gue mikir: ini yang salah siapa yang diijek2 siapa?

maksudnya, kaum homoseksual di Indonesia kan nggak pernah bikin ribut2, mukulin orang, ngancurin tempat, nusuk orang, bakar rumah, ngusir orang, nimpukin orang pake batu, nyebar kebencian, etc etc seperti yang dilakukan oleh orang2 yang ngakunya hetero dan beriman itu. apa hanya karena si efpiay itu ngakunya hetero dan beragama jadi dia bisaaaaaaa ngapain aja?

gue nggak pernah merasakan kalau kaum homoseksual atau sesimpel pemutaran film tentang homoseksual menimbulkan 'keresahan di masyarakat' seperti yg diklaim laskar tentara efpiay itu. gue baru ngerasa resah kalo ngeliat ada orang berjubah putih berjenggot panjang berkerumun dengan bambu runcing dan batu di tangan di depan orang yang mau ibadah.

apa konsep meresahkan masyarakatnya pemerintah dan gue itu segitu bedanya ya?

ngeliat yang kejadian di Goethe Hause itu, entah kenapa gue jadi ngerasa malu. mungkin karena gue anak sastra jerman, nggak tahu deh itu ngaruh apa nggak. gue udah kebayang aja muka orang2 jerman yang ada dia cara itu pas tuh segerombolan manusia berjubah dengan jumawanya bilang kalau acara ini murtad dan kafir. mungkin mereka mikir: "aaahh... ini sama kayak kejadian di negara saya... cuma itu udah 1000 tahun yg lalu.."

ya ya, gue tahu indonesia ini masih muda, masih 65 tahun... belom ngelewatin era kegelapannya *which is we are in now*... cuma agak miris aja gitu, maksudnya, ini millenium keduaaaaaaaa...... dekade pertamaaaaaaa.... masiiiiiihhhhh aja rasis dan diskriminatif??? ohmaijod. thats so last millenium gitu! masih ngurusin pornografi dan moral aja??? zzzz tu di Arab yg udah ketutup kayak apaan tau ceweknya, yang nggak ada situs porno, majalah seksi ato apapun itu, justru tingkat kekerasan seksual dan penggunaannya narkobanya salah satu yg tertinggi di dunia. keberadaan Miyabi, Sora Aoi, Asian Cerrera *lho? tahu banyak?* di Jepang juga nggak membuat Jepang hancur terpuruk dikutuk Tuhan dan alam semesta. Universitas Tokyo masih salah satu Universitas terbaik di Asia dan dunia. perekonomian Jepang masih baik2 saja. dan berita perkosaan di Jepang sama jarangya kayak berita kemunculan badak bercula satu di ujung kulon.

halo, pak Tiffie? pak ustadz Tiffie? nggak dapet gambaran apapun dari kedua perbandingan itu?

nggak tahu ya, gue cuma bener2 nggak habis pikir aja sama orang2 yang ngatur negara ini *diatur gak sih?* BERUSAHA SEBISA MUNGKIN NGGAK MEMPERTANYAKAN KEBIJAKKAN MEREKA, tapi ngedenger ucapan wakil menteri kominfo tadi di TV One bener2 bikin gue ciut hati akan arah negara ini menuju masa pencerahan. padahal negara kita tinggal nyontek aja gitu dari negara2 Eropa atau Jepang lah tuh minimal. jadi kita nggak usah lagi neglewatin era kegelapan kayak sekarang karena kita udah bisa ngeliat apa yang dihasilkan bila agama dan negara itu berjalan beriringan, saling dukung dan saling support. cuma ngehasilin manusia2 nggak ada guna macem efpiay aja kan jadinya?

mungkin sekarang tinggal nunggu aja ntar departemen agama ngeluarin surat penebusan dosa yang bisa kita beli. it will completes everything.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home